Pernahkah kau merasa hidupmu dihantu oleh
kesepian?
Disaat mereka tergelak bersama sedang kau
hanya terdiam?
Terpekur oleh keadaan yang membelenggu
hingga kau tak bisa bergerak.
Sama sekali tak bisa.
Bernafaspun bahkan terasa sulit…
Ya, itu yang aku rasakan saat ini.
tak ada kata yaneg menggambarkan pedihnya
hatiku.
Semua terlampau sulit untuk kujalani sendiri
meski pada akhirnya aku harus berpura – pura tegar…
Gerakan
tangan itu berhenti. Ren menghembuskan nafas perlahan. Sesak menyelimuti rongga
dadanya kali ini. Hatinya masih bergemuruh. Sesekali air mata menjatuhi
lembaran kertas buku hariannya. Sesekali juga Ren menulis ungkapan perasaannya
di lembaran itu.
Malam
itu menjadi malam yang kelam dalam sepanjang perjalanan hidupnya. Papa dan mama
Ren bertengkar hebat. Keduanya saling melampiaskan emosi atas kekecewaan satu
sama lain. Beberapa hari terakhir, papa Ren selalu pulang larut malam tanpa
alasan yang jelas. Hal itulah yang menyulut emosi mama Ren.
“ Pa, sebenarnya
papa ada acara apa sih di kantor? Jawab jujurlah, pa. Aku ini istrimu!”kata
mama Ren penuh emosi.
PLAAKK!
“
Diam kamu!!! Kamu ini wanita murahan! Kamu mau jadi istriku karena kekayaanku kan?!! Aku udah tau
semuanya!!!” gertak suaminya.
Ketegangan
semakin menjadi. Emosi diantara keduanya tak dapat terbendung lagi. Sesekali
Ren mendengar suara tamparan papanya dari dalam kamar. Ren tak bisa berbuat apa
– apa selain menangisi keadaan saat itu.
“
Oke, kalu itu mau kamu! AKU PERGI DARI RUMAH INI! JANGAN SALAHKAN AKU, KALO
KAMU DAN REN JADI GEMBEL SELAMANYA!”
“
Maaas… Kamu ngomong apa?!! Kamu mau kemana?!!”
PLAAAKKK!
“
Jangan halangi aku! Keputusanku sudah bulat!”
“
Maaas…..”
Isakan
Ren semakin menjadi. Tak ada daya bagi dirinya. Seketika saja pandangannya
mendadak kabur. Berulang kali Ren memfokuskan pandangannya tapi hanya biasan
warna – warni yang justru semakin mendekat kepelupuk mata. Nafasnya tak stabil
lagi. Ren pingsan.
*bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar