Jumat, 19 April 2013

(masih) Episode 1





*kisah selanjutnya...



***

Kelam. Hilang. Melebur bersama segala kepahitan hidup yang tak bertepi.

***

“ Cepat bereskan barang – barangmu sayang… Kita nggak punya waktu banyak lagi. Sebentar lagi pasti mereka datang…” kata mama Ren gusar.
Ren masih saja mematung dibalik jendela kamarnya. Menatap langit malam yang mengelam. Ya. Entah kenapa semua warna -semenjak hari itu- tak seindah warna yang sejatinya.
“ Ren…Tolong ngertiin keadaan kita sekarang. Cepat kamu bereskan barang – barangmu. Kita akan kembali ke Jogja malam ini juga.”
Ren tertohok. Dengan berat Ren menelan ludahnya. Pahit. Ya, hidup memang tak selalu manis.
“ Ren! Kamu dengerin mama nggak? Mama capek! Terserah kamu sekarang. Mama akan ke Jogja malam ini juga!”ucap mamanya. Kali ini dengan nada yang lebih tinggi dan penuh emosi.
“ Mama…” lirih Ren. Air mata lagi – lagi membasahi pelupuk matanya yang sudah beberapa hari ini bengkak.
“ Mama jangan marah… Ren akan selalu ikut mama kemanapun mama pergi. Cuma mama yang aku punya sekarang.” isak Ren.
Dengan penuh kelembutan mama Ren memeluk anak semata wayangnya itu. Mungkin memang hanya Ren, satu – satunya orang yang mampu membuatnya tetap tegar menjalani kehidupan.
“ Jangan nangis lagi ya, sayang. Mama akan selalu memperjuangkan kehidupan kita. Mama akan selalu menemani langkahmu mengejar masa depanmu…” lirih Mama Ren. Lirihan yang mungkin sama sekali tak terdengar oleh pendengaran Ren.

***



Tidak ada komentar:

Posting Komentar